Berikut Ini 10 Agama dengan Pengikut Terbanyak di Dunia
Kristen adalah agama yang memiliki lebih dari 2 miliar pengikut di dunia, atau sekitar 30% populasi global. Meskipun ada perbedaan mencolok antara Protestan, Katolik, dan Ortodoks, inti kepercayaannya berkisar pada sosok Yesus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai agama Abrahamik, umat Kristen mengaku percaya pada satu tuhan, yang mewakili dirinya melalui tiga identitas yakni Yesus, Roh Kudus, dan Tuhan Bapa.
Aspek penting lainnya adalah kematian dan kebangkitan Yesus, di mana umat manusia diizinkan untuk bertobat dari semua kesalahan, dan akhirnya menghabiskan akhirat bersama Tuhan tercinta mereka.
Diperkirakan ada sekitar 1,8 miliar umat Islam di seluruh dunia. Negara yang memiliki jumlah umat Islam terbanyak di dunia adalah Indonesia, kemudian diikuti Pakistan dan India.
Dua aliran paling besar dalam Islam adalah sunni dan syiah. Penelitian pada abad ke-21 menunjukkan bahwa Islam adalah agama besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia, alasannya karena umat Islam memiliki lebih banyak anak dibandingkan kelompok agama besar lainnya.
Agama Hindu ternyata menjadi yang ketiga terbesar di seluruh dunia. Asal muasal agama Hindu, yang memiliki 1,1 miliar pengikut, sulit dijabarkan, karena bermula dari penggabungan berbagai kepercayaan.
Resmi terbentuk antara tahun 2300 SM. dan 1500 SM, Lembah Indus dekat Pakistan modern adalah lokasi pertama kali berkembangnya agama ini.
Biasanya dianggap sebagai 'agama dengan 330 juta dewa', mayoritas umat Hindu hanya menyembah satu dewa, meskipun mereka menerima keberadaan dewa lain.
Buddha dianut sekitar 500 juta orang di seluruh dunia. China memiliki jumlah umat Buddha paling banyak di dunia mencapai 244 juta. Selanjutnya adalah Thailand dengan 64,4 juta dan Jepang sebanyak 45,8 juta.
Tujuan agama ini adalah mencapai pencerahan yang disebut Nirwana, melalui meditasi, kebaikan, dan kerja keras.
Shinto, agama yang berasal dari Jepang, tidak memiliki doktrin atau cerita asal usul yang pasti. Sederhananya, kepercayaan Shinto condong pada konsep personifikasi.
Dengan 104 juta pengikut, Shinto berfokus pada leluhur dan alam.
Kepercayaan ini relatif baru dibandingkan dengan banyak agama lain, namun memiliki penganut sebanyak 25 juta orang. Sikhisme lahir di India pada 1500-an M dari ajaran Guru Nanak dan sembilan penerusnya.
Saat ini, pengikutnya berorganisasi untuk mempromosikan prinsip-prinsip egaliter universal dan percaya bahwa semua agama pada akhirnya menyembah Tuhan yang tunggal. Contoh terkenal dari pola pikir ini adalah kecenderungan kuil Sikh untuk memiliki dapur komunitas yang didedikasikan untuk menyajikan makanan kepada siapa pun, secara gratis.
Agama monoteistik ini muncul di Timur Tengah sekitar abad ke-8 SM. Saat ini Yudaisme diperkirakan memiliki 14 juta pemeluk. Saat ini terdiri dari tiga cabang utama yakni, Yudaisme Ortodoks, Yudaisme Konservatif, dan Yudaisme Reformasi.
Taoisme adalah serangkaian prinsip dan aksioma yang berupaya membimbing pengikutnya menuju keseimbangan. Taoisme berkembang di Cina sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Jumlah pemeluknya sudah mencapai 12 juta pengikut.
Konfusianisme memiliki dampak yang besar dalam kehidupan, struktur sosial, dan filsafat politik bangsa China. Agama ini didirikan oleh Konfusius, yang lahir pada tahun 500 SM.
Konfusianisme memfokuskan pengajarannya pada perilaku moral dan kehidupan yang beretika. Karena itu, Konfusianisme lebih sering dipandang sebagai sistem etika, bukan agama. Ajarannya lebih menekankan soal kehidupan duniawi, bukan surgawi. Agama tersebut saat ini memiliki lebih dari 6 juta pengikut.
Sebagai wadah perpaduan banyak agama terbesar di dunia, Caodaisme adalah agama baru yang berasal dari tahun 1921.
Penganutnya menganut ajaran inti yang mengajarkan keharmonisan, kesatuan dengan dewa monoteistik, reinkarnasi, dan anti-materialisme. Selain hubungannya dengan agama Buddha, Konfusianisme, dan Taoisme, Caodaisme menegaskan keberadaan beberapa roh pencipta serta setan yang dipimpin oleh makhluk yang mirip dengan setan.
Cao Dai dibentuk oleh Ngo Van Chieu, yang mengaku telah menerima pesan dari sosok dewa yang dikenal sebagai Supreme Being selama pemanggilan arwah. Data terakhir mencatat, pemeluknya mencapai 4,4 juta orang.
Itulah 10 agama dengan jumlah pengikut terbanyak di dunia. Semoga informasinya bermanfaat ya detikers!
Jakarta, Vox NTT- Sebagaimana diketahui bahwa jumlah agama di dunia ini ada sebanyak lebih dari empat ribu.
Dalam situs World Population Review sebagaimana dilansir detik.com, agama merupakan sistem organisasi, tingkah laku, kepercayaan, pandangan atas dunia, tempat suci, perkiraan, etika, moral, dan pemikiran yang ditulis.
“Dalam pandangan masyarakat umum, agama merujuk pada ketuhanan, sesuatu yang suci, atau spiritual”
Dalam laman itu dijelaskan bahwa ada 85 persen identifikasi di dunia dilakukan dengan agama.
Tahukah Anda bahwa Kristen adalah agama terbesar di dunia dengan pemeluk 33 persen dari total populasi di dunia.
Di urutan selanjutnya ada agama Islam yang dianut 24 persen populasi dunia.
Data World Population Review juga menyebutkan bahwa ada 1,2 miliar orang di dunia yang tidak menganut agama. Mereka juga menganut ateisme yang diterapkan dalam kehidupannya.
Berikut daftar Agama Terbesar di Dunia Tahun 2021. Dalam daftar ini juga bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi setiap orang.
1. Kristen Agama terbesar di dunia pada Tahun 2021 adalah Kristen. Agama yang dianut hampir 2,4 miliar orang ini menurut World Population Review terbagi menjadi teologi Barat dan Timur.
Dilaporkan bahwa Kristen mempunyai enam cabang yang dipilih tiap pemeluknya. Cabangnya adalah Catholicism, Protestantism, Eastern Orthodoxy, Anglicanism, Oriental Orthodoxy, dan Assyrians.
Di negara-negara berikut ini, jumlah pengikut Kristen mencapai angka 93 persen:
Kepulauan Samoa Armenia Barbados Timor Timur El Salvador Yunani Kiribati Malta Marshall Islands Micronesia Papua New Guinea Paraguay Peru Romania Samoa San Marino Tonga Venezuela.
2. Islam Jumlah pemeluk agama Islam di Maldives, Arab Saudi, dan Mauritania berkisar 100 persen. Di bawah mereka, ada 13 negara dengan jumlah muslim 95 persen total populasinya.
Muslim dalam artikel ini merujuk pada sunni dan syiah. Ini daftar negara-negara tersebut:
Afghanistan Algeria Comoros Iran Irak Libya Maroko Pakistan Somalia Sudan Tunisia Turki Yaman.
Data pada World Population Review juga mencatat 50 negara yang mayoritas penduduknya muslim. Yang dimaksud dengan mayoritas adalah jumlah populasi muslim yang mencapai 50 persen total penduduk.
3. Hindu Ada empat bagian utama agama Hindu. Mereka adalah Shaktism, Vaishnavism, Smartism, dan Shaivism.
Pengikut agama Hindu terbesar ada di India dan jumlahnya mencapai 1,053 milair orang. Ini diikuti Nepal dengan rasio 81,3 persen. Daftar negara dengan pemeluk agama Hindu terbesar lainnya adalah:
Bangladesh Indonesia Pakistan Sri Lanka Amerika Malaysia Inggris Mauritius.
Agama Buddha dianut sekitar 507 juta orang di seluruh dunia. Agama ini berasal dari India berdasarkan ajaran Sang Buddha. Adapun, China memiliki jumlah pemeluk Buddha terbanyak di dunia.
Di China penganutnya kira-kira mencapai 244 juta. Jumlah itu diikuti Thailand sebesar 64,4 juta, dan Jepang 45,8 juta.
Dari segi persentase Kamboja adalah yang tertinggi, yakni sebesar 96,9 persen. Lalu, diikuti Thailand sebesar 93,2 persen dan Myanmar 87,9 persen.
Di sejumlah negara lain, agama tradisional China masih dipraktikkan. Konfusianisme dan Taoisme masih diterapkan di negara-negara ini:
China Hong Kong Makau Taiwan.
Untuk manambah wawasan, Agama tradisi wilayah itu juga dipraktikkan sejumlah negara yang lain. Contohnya adalah Guinea-Bissau dan Haiti yang penganutnya sebesar 50 persen.
Negara-negara lain yang mempraktikkan agama asli yakni sebagai berikut ;
Benin Burundi Kamerun Pantai Gading Sudan Togo.
Di samping agama-agama di atas, ateisme juga diterapkan masyarakat di beberapa negara. Penganut ateisme terbanyak ada di Estonia, Republik Ceko, dan Jepang. Jumlah mereka 75 persen populasi.
Adapun Negara lainnya dengan jumlah ateisme terbanyak adalah:
Denmark Prancis Hong Kong Makau Norwegia Swedia Vietnam.
Sumber: detik.com/ Ronis Natom
Mayoritas umat Kristen Indonesia adalah umat Protestan. Dari 23,5 juta total penduduk Indonesia beragama Kristen, sekitar 16,5 juta orang mengikuti ajaran-ajaran Protestan, sementara 7 juta orang lainnya mengikuti ajaran-ajaran Katolik. Komunitas-komunitas Kristen tersebar secara tidak merata di seluruh negeri. Namun, seperti yang bisa dilihat dari peta di bawah, kebanyakan dari komunitas ini bertempat tinggal di wilayah Timur Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk lebih rendah.
Lokasi-lokasi dengan komunitas-komunitas Kristen yang berjumlah cukup besar:
1. Sumatra Utara2. Kalimantan 3. Sulawesi Utara 4. Sulawesi Barat5. Maluku6. Papua7. Flores8. Sumba9. Timor Barat
Kedatangan Kekristenan di Nusantara
Sumber pertama yang diketahui mengenai kehadiran agama Kristen di Nusantara bisa ditemukan di karya ensikopledi oleh Abu Salih Al-Armini, seorang Kristen Mesir yang hidup di abad ke-12. Menurut tulisannya, ada sejumlah gereja Nestorian di Sumatra Barat pada saat itu yang berlokasi dekat dengan sebuah tempat produksi kayu kamper. Namun, para ilmuwan di masa selanjutnya berargumen bahwa Al-Armini mungkin telah salah mencatat lokasi ini dan lokasi sebenarnya berada di sebuah kota di India.
Setelah Portugis menaklukkan Malaka (yang kini disebut Malaysia) di tahun 1511, mereka berlayar lebih jauh ke arah Timur dan menemukan tempat asal rempah-rempah yang diidam-idamkan yaitu Kepulauan Maluku di mana Sultan Ternate berkuasa. Di sini, Portugis mendirikan tempat pemukiman kecil. Pada awalnya, hubungan antara orang Portugis yang beragama Katolik dan penduduk Muslim di Ternate berjalan harmonis karena kedua pihak menyadari keuntungan-keuntungan kerjasama perdagangan. Dari tahun 1534 dan selanjutnya, para pendeta berkebangsaan Portugis mulai aktif menyebarkan ajaran Katolik kepada penduduk asli dan pada akhir abad ke-16 sekitar 20% penduduk Maluku bagian selatan diklasifikasikan sebagai umat Katolik. Dua lokasi lain, keduanya di wilayah Timur Indonesia, tempat orang-orang Portugis mendirikan tempat-tempat pemukiman umat Katolik berada di Larantuka (di Pulau Flores) dan Dili (di Pulau Timor). Namun, terjadi bentrokan antara orang-orang Portugis (yang ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah) dan penduduk Ternate. Hal ini secara serius mengurangi pengaruh orang-orang Portugis di Kepulauan Maluku.
Orang-orang Belanda dari aliran Protestan-Calvinis mendirikan tempat pemukiman pertama mereka di Ternate pada tahun 1607. Mereka juga ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah namun jauh lebih berhasil dibandingkan orang-orang Portugis dalam mencapai ambisi mereka. Selama dua abad selanjutnya, Kesultanan Ternate secara bertahap kehilangan kekuasaannya, sementara ketiadaan pengaruh Portugis juga menimbulkan konsekuensi bagi penyebaran kekristenan di wilayah itu. Pada awalnya, orang-orang Belanda hanya memiliki sedikit minat untuk menyebarkan Injil. Di beberapa wilayah yang dikuasai perusahaan dagang Belanda yaitu VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) orang Belanda memang mendukung aktivitas-aktivitas misionaris. Namun, di kebanyakan kasus kegiatan misionaris terbatas pada tugas-tugas pastoral untuk komunitas-komunitas (yang sudah) Kristen yang kebanyakan terdiri dari orang-orang Eropa. Tidak ada usaha penyebaran agama besar-besaran yang didukung di wilayah-wilayah di bawah kontrol Belanda. Namun, satu kebijakan cukup jelas: hanya Kekristenan aliran Protestan-Calvinis Belanda yang diizinkan. Imam-imam Katolik yang sebelumnya menyebarkan ajaran-ajaran Katolik diusir. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa proses penyebaran ajaran Kristen, yang dimulai oleh orang-orang Portugis, telah (hampir) berhenti sama sekali ketika Belanda berkuasa di periode VOC (1602-1798).
Penyebaran Kekristenan selama Periode Penjajahan
Pada abad ke-19 ketika Kerajaan Belanda mendapat kontrol atas wilayah yang sebelumnya dikuasai VOC, aktivitas-aktivitas misionaris masih tetap tidak didukung oleh pemerintah kolonial. Gereja Reform Belanda adalah agen pemerintah yang hanya berfokus melayani kebutuhan religius dari warganegara Belanda (yang sudah) memeluk aliran Protestan. Kendati begitu, sekelompok kecil dari anggotanya melakukan penyebaran ajaran-ajaran Protestan dan mendirikan gereja-gereja dan sekolah-sekolah di Hindia Belanda. Namun, insentif skala besar yang nyata untuk penyebaran agama bagi penduduk asli datang dari organisasi-organisasi baru yang datang dari Eropa di pertengahan kedua abad ke-18 dan abad ke-19. Institusi-institusi seperti Serikat Misionaris Belanda (Nederlandsch Zendeling Genootschap) dan Kelompok Misionaris Rhenish (Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman diizinkan untuk menyebarkan ajarannya di Hindia Belanda. Karena Kerajaan Belanda di Eropa telah mulai menjadi sekuler, pemerintah kolonial juga tidak bisa mencegah misionaris-misionaris Katolik melakukan aktivitas-aktivitasnya di Hindia Belanda. Pemisahan antara gereja dan negara berarti negara harus mengambil sikap netral mengenai isu-isu agama, karenanya aktivitas-aktivitas misionaris diserahkan pada sektor non-pemerintahan.
Sekalipun pada tahun 1900, aktivitas-aktivitas misionaris telah terbentuk di seluruh wilayah koloni (kecuali untuk wilayah-wilayah Muslim di Aceh dan Sumatra Barat), jumlah umat Kristen tidak banyak bertambah dibandingkan satu abad sebelumnya. Hanya dua wilayah yang menunjukkan pertambahan besar untuk jumlah penduduk asli pengikut ajaran Protestan, yaitu Minahasa (Sulawesi Selatan) dan Tapanuli (Sumatra Utara). 'Kegagalan' umum penyebaran agama Kristen kepada penduduk asli dalam skala besar terutama disebabkan karena kurangnya kemampuan finansial, terbatasnya jumlah pekerja, dan pengunaan metode-metode yang tidak tepat. Setelah tahun 1900, ekspansi wilayah oleh Pemerintah Kolonial telah hampir sukses seluruhnya dan politik etis (bertujuan meningkatkan standar hidup penduduk asli) diperkenalkan. Kebijakan baru ini mengimplikasikan dampak lebih langsung kepada penduduk asli yang - antara lain - menyebabkan kedatangan (khususnya) banyak umat Katolik dari Belanda. Dengan lebih banyak sumberdaya manusia dan dukungan keuangan, aktivitas-aktivitas misionaris Katolik bergerak ke wilayah-wilayah baru dan jumlah penduduk asli pengikut ajaran Katolik turut bertambah. Kelompok-kelompok Protestan didukung oleh sejumah organisasi dari wilayah Amerika Utara yang datang ke Hindia Belanda pada pertengahan pertama abad ke-20. Pada umumnya, pendekatan misionaris di koloni Belanda cukup terpecah-percah. Pada tahun 1938, diambil langkah-langkah untuk mendirikan Dewan Kristen Nasional di Hindia Belanda namun Perang Dunia II dan dilanjutkan dengan kemerdekaan Indonesia mengakhiri usaha ini.
Kekristenan di Indonesia Sekarang
Kendati ada sejumlah wilayah di Indonesia yang memiliki masyarat yang jelas mayoritas Kristen (lihat peta di atas), secara keseluruhan, agama Kristen hanya menjadi agama minoritas di Indonesia. Oleh karena itu, umat Kristen memiliki posisi sosial politik yang agak lemah di negara ini dengan pengecualian di beberapa wilayah mayoritas Kristen (di wilayah-wilayah ini umat Muslim terkadang harus menghadapi tindakan-tindakan diskriminatif). Posisi umum yang lemah ini membuat sebagian besar umat Kristen Indonesia menyadari posisinya sebagai minoritas dan karenanya mereka berusaha menjalin hubungan baik dengan umat Muslim. Meskipun begitu, mengenai rasa kebangsaan Indonesia, umat Kristen sama kuatnya dalam kebanggaan nasionalis seperti umat Muslim yang menjadi mayoritas. Umat Kristen juga sangat mendukung penjagaan persatuan Indonesia.
Dalam beberapa dekade terakhir, ada banyak catatan kasus mengenai serangan-serangan kelompok-kelompok radikal Muslim melawan gereja-gereja dan umat Kristen. Hal ini menimbulkan rasa takut di dalam komunitas Kristen Indonesia. Insiden-insiden ini terutama terjadi di pulau Jawa tempat umat Kristen menjadi minoritas. Sayangnya, situasi ini sepertinya akan terus berlanjut. Namun, serangan-serangan ini bisa dijelaskan sebagai ekspresi ketakutan dan frustasi dari para pelakunya karena Indonesia (dianggap oleh para pelaku) telah mengalami proses 'Kristenisasi' setelah masa kemerdekaan. Sebetulnya, akar masalah ini ada di dalam sejarah yang mencatat bahwa kelompok elit Kristen yang cukup besar (yang diperlengkapi dengan pendidikan dan perekonomian yang lebih baik) diperlakukan lebih baik oleh Belanda pada era kolonial. Setelah kemerdekaan Indonesia, kelompok elit Kristen menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam perpolitikan (termasuk di dalam militer) dan perekonomian Indonesia baik pada masa pemerintahan Soekarno maupun Suharto (pada pertengahan awal rezimnya). Alasan utama dari situasi paradoks ini adalah karena umat Kristen - sebagai kelompok minoritas - tidak merupakan ancaman besar. Pada tahun 1950an dan 1960an terjadi pertarungan kekuasaan antara kelompok nasionalis, komunis, dan golongon Islam, sementara waktu Suharto mengambil alih kekuasaan pada tahun 1966 (dan kelompok komunis dihapuskan), tetap perlu upaya besar dari Pemerintah untuk mengurangi peran politik Islam di dalam masyarakat Indonesia. Di dekade-dekade kekacauan dan ketidakpercayaan, umat Kristen dianggap sebagai sekutu (karena tidak memiliki agenda tersembunyi) dalam menghadapi kekuatan-kekuatan tandingan di dalam masyarakat. Kondisi ini berubah di akhir 1980an dan 1990an ketika tidak hanya kelompok Islam aliran keras yang menolak Pemerintah tetapi juga kelompok Islam moderat mulai mengkritik Pemerintah dan menuntut demokrasi. Untuk meraih lebih banyak dukungan populer, Suharto (seorang Muslim tradisional yang tidak terlalu religius) memutuskan menerapkan kebijakan-kebijakan yang lebih pro-Muslim, termasuk menempatkan lebih banyak orang Islam di posisi pucuk pemerintahan (termasuk di militer). Ini menyebabkan penurunan pengaruh umat Kristen dalam politik nasional.
Di masyarakat Indonesia, umat Muslim dan Kristen hidup dalam keharmonisan sosial. Antara 1997 sampai 2004 (pada saat dan setelah kejatuhan Suharto) sejumlah wilayah di Indonesia diserang oleh insiden-insiden kekerasan mengerikan yang diberi label 'konflik agama'. Namun, salah apabila menganggap konflik-konflik ini hanya masalah agama semata. Kejatuhan Suharto membuka kompetisi sengit untuk mendapatkan kekuasaan-kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial di daerah-daerah Indonesia; dan juga di antara kelompok-kelompok beragama sama. Dikombinasikan dengan pemerintahan pusat yang lemah dan tidak terorganisir (termasuk militer nasional) karena Krisis Keuangan Asia, konflik-konflik ini mendapat kesempatan untuk membesar dan menjadi semakin lama periodenya. Ada juga laporan-laporan yang mengklaim militer Indonesia justru mendorong berlanjutnya konflik-konflik ini untuk menciptakan kekacauan di dalam negeri supaya bisa mendapatkan lebih banyak kekuatan politik.
MENGHASILKAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG UNGGUL DAN MEMILIKI SPIRITUALITAS DI KAWASAN ASIA TENGGARA PADA TAHUN 2025
JAKARTA - Setidaknya ada 10 liga sepak bola paling banyak ditonton di dunia. Sebagai salah satu olahraga yang banyak digemari, kompetisi sepak bola tidak pernah luput dari perhatian penggemarnya.
Dari seluruh penjuru dunia ada banyak panggung - panggung sepak bola yang melahirkan banyak bintang sepak bola. Premier League misalnya, panggung divisi utama Liga Inggris ini memang dihuni para pemain bintang.
Tak heran jika jumlah penontonnya tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Tak hanya Liga Inggris, masih ada deretan liga sepak bola paling banyak ditonton di dunia. Berikut Sportstars.id akan mengulas informasinya;
Brasileiro Série A adalah sebuah turnamen liga sepak bola tahunan di Brasil yang diselenggarakan oleh Confederação Brasileira de Futebol. Pertandingan sepak bola ini sudah dimulai sejak tahun 1959 dan diikuti oleh 20 tim sepak bola.
Sejak pertama kali diselenggarakan hingga hari ini, Brasileiro Série A memiliki jumlah penonton mencapai 1,4 juta penonton di seluruh dunia. Sociedade Esportiva Palmeiras adalah klub dengan gelar juara Brasileiro Série A terbanyak.
Eredivisie adalah kasta tertinggi dari sepak bola profesional di Belanda. Liga ini didirikan pada tahun 1956, dua tahun setelah dimulainya sepak bola profesional di Belanda. Pertandingan Liga Belanda ini juga menarik banyak penonton dari seluruh penjuru dunia.
Terlebih dua klub besar yang bertanding di Eredivisie seperti Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven cukup sengit dalam perolehan gelar juara. Sejak tahun 2021 pertandingan yang menyajikan keduanya ditonton oleh sebanyak 1,46 juta penonton dari berbagai penjuru dunia.
MLS adalah liga sepak bola profesional tingkat tertinggi di Amerika Serikat dan Kanada. Liga ini didukung oleh Federasi Sepak Bola Amerika Serikat terdiri dari 28 klub yang dibagi dari 25 klub berasal dari Amerika Serikat dan 3 klub berasal dari Kanada.
MLS juga kerap menarik minat penonton dari berbagai penjuru dunia, pasalnya berbagai pertandingan seperti New York Derby yang mempertemukan New York Red Bulls dan New York City FC ini berjalan cukup sengit.
Terdapat rata - rata angka dua juta penonton setia yang selalu menantikan pertandingan ini.
Ada 10 agama besar di dunia. Secara keseluruhan, agama terbesar itu mengajarkan kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi, baik itu spiritualitas, alam, dan Tuhan.
Dilansir detikTravel Rabu (30/8/2023), ternyata bukan Islam yang menjadi agama dengan pengikut terbanyak di dunia. Mengutip World Atlas, Krister menjadi agama dengan pengikut terbanyak di dunia.